November 21, 2008

Hangat!

Aku selalu menyayangi dirinya.

Pikiranku menari-nari, membayangkan apa yang akan terjadi sesudah ini. Dia mendekapku hangat. Dekat dengan tubuhnya. Aku bisa merasakan nafasnya, berdesir hangat di dekat telingaku. Aku menahan diriku untuk tidak menangis. Tidak menangis dipelukannya. 

Dia mendekatkan dirinya kepadaku. Kurasakan belaian tangannya di punggungku. Memberikan sayangnya kepadaku. Aku bergetar. Seluruh tubuhku bergetar. Aku menahan diri untuk tidak menangis. Jangan menangis. Tidak! Jangan menangis di sini, aku berkata pada diriku. Dia merasakan getaranku itu. Aku tahu, dia bisa merasakan apa yang kurasakan. Kesedihan ini tidak lagi terbendung.

Kemudian, dia melepaskan pelukannya perlahan. Kami bertemu muka. Dia tersenyum hangat. Air mata sudah menggenang dipelupuk mataku. Dia mengusap air mataku. "Jangan menangis lagi," katanya. Aku melihat ada cinta yang tulus di matanya. Aku melihatnya. Sebentar saja aku tidak menangis lagi. Aku merasa lega. Aku merasa disayangi. Aku merasa masih ada yang peduli padaku. 

Terima kasih, Mama!

aku sayang mamaku. Yang selalu ada di saat aku butuh. Di saat aku perlu cinta, Mama memberikannya kepadaku. Saat semua orang tidak tahu aku sedang bersedih, Mama tahu! Dia berusaha sekuat hatinya untuk memberikan yang terbaik untuk aku. Terima kasih, Mama. Aku sayang Mama.

Aku sayang mama,
coffee.stains

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home