August 06, 2009

Kemerdekaan perempuan.

Saat membaca judulnya, apa yang ada di pikiranmu?

Buat si nodakopi, kemerdekaan itu berarti kebebasan. Tapi, apa sih sebenarnya KEBEBASAN itu?

Pada dasarnya, kebebasan itu adalah saat dimana seseorang bisa melakukan apa yang mereka mau dan melakukannya tanpa ragu. Karena mereka tahu ada yang menjaga dan memastikan bahwa "everything is going to be alright! And even if something happen, we can make it right!" See, that's freedom. Saat ada kebebasan, mereka bisa melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang, karena mereka yakin semua PASTI beres. That's the main thing!

Tapi terkadang kebebasan bagi para perempuan suka dianggap tabu. Kenapa? Karena dengan kebebasan itu, perempuan bisa melakukan apa saja. Ya! APA SAJA. Tanpa terkecuali. Mau selingkuh, mau hidup dengan banyak lelaki sekaligus, mau gandeng sana sini, mau cium sana sini, mau bercinta sana sini, atau bahkan mau hidup tanpa lelaki sekalipun, ya itu terserah mereka. Kan itu pilihan mereka untuk hidup bebas. Itu cuma sekedar pandangan saja. But hey! This is reality. Mungkin ngga terjadi sama saya dan kamu. Tapi ada segelintir orang yang melakukannya. Kenapa? Karena mereka merasa nyaman melakukannya. Mereka punya senjata ampuh. Mereka sudah memilih untuk jalan di jalur bebas. Selama ada "pegangan" yang bisa diandalkan, KEBEBASAN ada di tangan mereka. Ingat lho, "mereka" yang saya maksud di sini adalah kaum perempuan. Jadi sebenarnya, kebebasan itu baik atau buruk sih?

Berhubungan dengan itu, sore ini saya mengintai Jakarta dari sebuah tempat nongkrong di pusat kota Jakarta. Duduk di balkon sebuah "warung kopi" yang kian digemari masyarakat kota Jakarta. Saya duduk di sebuah meja bundar dengan empat buah bangku, bertudungkan sebuah payung besar persegi berwarna hijau. Tiang payungnya terbuat dari kayu dengan aksen emas di tengahnya. Dari tempat ini, saya mencoba mencari tanda-tanda kebebasan di Jakarta.

Tengok kanan kiri, seperti seorang detektif yang sedang memata-matai dan mengumpulkan informasi tentang perempuan yang memiliki kebebasan. Satu tanda kebebasan yang jelas tertangkap mata saya adalah warna merah putih yang menggantung tepat di depan saya. Ya! Buat saya, warna itu dengan jelas meneriakkan kebebasan dan kemerdekaan. Dulu, bangsa kita pernah menderita di bawah jajahan Belanda. Tapi berkat kegigihan para pahlawan dan pejuang Indonesia, kita berhasil meraih kemerdekan kita dan bebas dari penjajahan Belanda. Ini membuktikan bahwa kebebasan itu tidak datang dengan sendirinya, tapi harus ada pemicu atau alat bantu untuk mencapainya. Dan tentu saja, kita sendiri yang harus membuat kebebasan menjadi mungkin dan akhirnya menjadi nyata.

Cukup bicara mengenai kemerdekaan negara kita. Di sini saya sedang berusaha mengulik kebebasan perempuan. Ada satu pemandangan yang cukup mengganggu mata saya. Dalam jarak beberapa meja dari tempat saya duduk, ada tiga pasang muda mudi yang juga sedang menikmati kopi. Ketiga perempuan di meja itu mengenakan baju ungu senada dan salah satunya sedang menikmati rokok. Yang mau saya katakan adalah dulu banyak orang menganggap merokok adalah hal yang tabu dilakukan oleh perempuan. Tapi rasanya kini jaman telah BANYAK berubah. Saya melihat perempuan merokok dimana-mana. Bahkan entah bagaimana, sepertinya hal tersebut telah menjadi suatu trend di mata banyak perempuan. Apakah ini sebuah bentuk kebebasan yang dipilih oleh para perempuan? To be honest, saya berusaha untuk tetap netral dalam hal ini.

Di Jakarta yang terkenal bebas ini juga banyak perempuan yang sudah melupakan pentingnya virginitas. Mungkin lebih tepatnya bukan melupakan, tapi sudah tidak peduli? Entah karena bawaan jaman, pengaruh pergaulan atau malah karena ada banyak kemudahan yang disediakan oleh pihak produsen alat kontrasepsi? Sebenarnya manakah alasan yang paling benar? Dan apakah ini kebebasan yang didambakan oleh perempuan? Pertanyaan ini masih terus berputar di kepala saya.

Pandangan lain tentang kebebasan perempuan adalah dari segi karir. Perempuan bekerja adalah fenomena lain dalam hal kebebasan. Dulu, perempuan kerjaannya cuma ngurus rumah, suami dan anak. Tapi, berkat kegigihan R.A. Kartini, banyak perempuan yang bekerja sekarang. Banyak juga yang sukses. Bravo! Apapun pilihan perempuan untuk hidupnya, saya yakin mereka punya alasan tersendiri dan itulah potret diri yang sebenarnya.

Akhir kata, kebebasan itu merupakan pilihan. Bukan pemberian orang lain dan harus berasal dari dalam diri sendiri. Kalau memutuskan untuk hidup bebas, ya harus yakin!


Bingung mau bebas apa ngga,
coffee.stains

2 Comments:

At August 10, 2009 at 12:47 AM , Blogger Unknown said...

Fiuh....

 
At August 12, 2009 at 4:58 PM , Anonymous Anonymous said...

Hohoho sangat menarik. Ketika seseorang merasa 'bebas', kadang mereka justru tidak tahu dari mana mereka 'terbebaskan'. :)

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home