On A Bike
It's fun to ride a bike with the one you love.
There's a lot to tell about life. Here I can write freely. It's my freedom place to express myself. I am welcoming you to write as free as you want, to criticize me, to espionage or do anything you want. So, enjoy the freedom.
It's fun to ride a bike with the one you love.
Beberapa saat yang lalu saya melakukan perjalanan ke Hanoi, Vietnam selama 10 hari. Saya berjanji untuk membagikan pengalaman saya di negeri tetangga melalui sebuah bulletin bernama FUTU (e-bulletin milik Orang Muda Katolik di Paroki saya). Jadi ceritanya ini adalah reportase perjalanan saya.
Keberangkatan saya waktu itu adalah karena ada tugas (training sertifikasi) yang harus saya jalankan untuk mengemban tugas rahasia *halah*
Saya berangkat tanggal 26 Maret yang lalu sampai 4 April. Trainingnya mulai dari tanggal 27 – 31 Mei. Sisanya saya melakukan perjalanan dengan seorang teman yang juga harus mengemban tugas bersama saya bulan Juni – Juli yang akan datang.
Di benak saya, Hanoi adalah kota besar seperti Jakarta. Gedungnya tinggi dan modern. Namun sekejap saja bayangan itu memudar. HAHAHA. PARAH! Sesampainya kami di Hanoi, sejauh mata memandang adalah rerumputan hijau. Lalu, sekitar 20 menit perjalanan, kami mulai melihat bangunan tinggi di kejauhan namun tidak banyak. Perjalanan ke tempat training memakan waktu sekitar 2 jam. Dan selama perjalanan itu pula, kami melihat dan BERSYUKUR untuk tinggal di Jakarta. HAHA. Jalanan yang berdebu, panas dan bisa membayangkan (dari para tante yang ikut bepergian untuk training) kota Jakarta TEMPO DOELOE. Nah, bayangkan! Parah bukan?! Katanya kayak Glodok begitu deh. Bagusan Glodok juga kali ya. Secara di sana jalannya kecil dan ajrut-ajrutan.
SIngkat cerita, the training was so much fun. Tapi kami agak bosan sama variasi makanan yang disediakan. Secara setiap hari kami sajikan Pho (makanan khas Vietnam) yang ternyata jauh lebih enak rasanya di Jakarta dan Negara lain di luar Vietnam. Lebih ke hambar kalo menurut saya (dan yang lainnya). Makanan kebanyakan mengandung babi tapi diimbangi dengan sayuran yang juga bejibun (tapi ngga kalah hambarnya).
Nah! Di tempat training ini, yang kebetulan berada agak di pinggir luar kota Hanoi, udaranya dingin (18 – 20 derajat). Dan kami juga sempat dibawa keliling ke desa tua yang jaraknya sekitar 30 menit dari tempat camp kami. Menarik, tapi sayang daerah yang seharusnya jadi tempat wisata itu ngga dirawat dengan baik sehingga agak kotor. Di desa tua itu, terdapat beberapa kuil yang konon katanya makam raja di sana. Yay! Dan kami sempat bertemu dengan seorang wanita yang giginya hitam semuaaaaa..Bersyukurlah kita yang punya gigi agak kekuning-kuningan kali yaaa.. LOL!
Okay! Setelah selesai dengan tugas training dan sertifikasi, melanconglah kami ke Ha Long Bay. Wisata ini sungguh terkenal dengan keindahan alamnya. Perjalanan dari antah berantah hingga Ha Long Bay adalah sekitar 4 jam sendiri. Lumayan tepos deh di mobil. HAHA. Lalu sesampainya di sana, kami naik kapal pesiar kecil yang terbuat dari kayu, keliling teluk yang banyak batu karang dengan bentuknya yang menyerupai berbagai macam (elang, kepala anjing dan kawan-kawan). Lalu, sampailah kami di goa yang penuh dengan stalactite dan mungkin stalagmite. Di dalamnya, dipasang lampu berbagai warna yang membuat goa itu terlihat lebih bagus lagi. Kalau kata temanku, kita di Indonesia juga punya lho wisata semacam ini. Tepatnya dimana, saya lupa! Hahaha. Nampaknya di daerah Semarang (kalau tidak salah). Semakin sore, anginnya semakin kencang dan dingin. Setelah 3 jam berkeliling di atas kapal tersebut, kami kembali ke Hanoi untuk segera cek in di hotel.
Hotel kami adalah hotel baru yang letaknya strategis (di tengah pasar) sehingga kami tidak akan pernah kelaparan. Yang ada makin gendud iya. Secara di dekat sana makanannya babi melulu. Mau bilang ngga enak juga, waktu pulang si mama bilang "kok makin gendud" HAHAHA. Yaudah lah ya, pasrah aja.
Seru sih! Berhubung kami punya teman baru di Hanoi, jadi kemana-mana saya dan teman saya itu dibonceng naik motor. Oh iya! Kendaraan utama penduduk kota Hanoi adalah MOTOR yang seliweran ngga jelas (lebih parah dari Jakarta) dan setiap detik membunyikan klaksonnya seenak jidat. Bahkan saya yang HOBI nglakson aja sampe terkagum-kagum ngeliat mereka. HAHA.
Selama 5 hari menyisiri Hanoi, kami sempat mampir ke beberapa tempat yang notabene terkenal.
1. Ha Long Bay. Diakui dan dipertahankan sebagai kekayaan dunia oleh UNESCO. Di sini kita bisa memanjakan mata dengan pemandangannya yang indah. Sayangnya saya tidak sempat untuk mampir dan bermalam di Tittop Island. It was too bad actually, I was hoping to play around the island or kayak-ing. But that day was kind of impossible since it's misty.
2. Literature temple. Bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari hotel kami itu. Konon katanya kuil ini ramai didatangi anak sekolah dan anak kuliah di masa ujian. Di sana terdapat banyak nisan orang pintar yang berbentuk kura-kura. Katanya dengan mengusap kepala kura-kura itu, mereka yakin bisa lulus kuliah. Tapi teman Hanoiku itu bilang, waktu adiknya mau tes masuk universitas dan datang ke kuil itu (untuk melakukan ritual yang konon dipercaya itu) namun tetap gagal tuh! HAHAHA. Makanya, intinya adalah belajar dan berdoa kali ya. :D
3. Museum of Fine Art. Kita bisa menemukan barang-barang peninggalan sejaran dari tahun tua sampai yang kontemporer. Buat yang suka sama sejarah dan seni, tempat ini rasanya WAJIB untuk didatangi. Letaknya bersebelahan dengan si Literature temple itu, namun butuh kesabaran dan keberanian untuk menyeberangi jalan (mengingat lalu lintas yang menggila dan ngga ada yang mau ngasih jalan)
4. Old Square. Di daerah tua ini, kita bisa menemukan toko kecil di pinggir jalan yang menjual souvenir sampai café yang lumayan mahal. Di sana juga terdapat danau yang terkenal. Di tengahnya terdapat pagoda dan ada kuilnya juga. Seharian kami ada di Old square ini dan malamnya kami kembali menyambangi tempat ini karena ada pasar malam di sepanjang salah satu jalan. Seperti Petaling street kalau di Kuala Lumpur. Cukup menarik!
5. Ho Chi Minh Mausoleum. Di tempat ini, jasad Uncle Ho (begitu sebutan masyarakan Vietnam untuk Ho Chi Minh yang memerdekakan Vietnam) diistirahatkan. Sebenarnya tempat ini semacam istana bogor. Tempat dimana Uncle Ho bekerja, tinggal dan akhirnya juga istirahat abadi. Kita boleh melihat jasadnya, tapi tidak boleh mengabadikannya dengan camera. Jasadnya dijaga dengan ketat oleh 4 orang petugas berbadan tegap. Wih! Selain itu, kita juga bisa melihat koleksi mobil Uncle Ho dan berbagai jenis barang yang dipergunakan selama hidupnya di dalam museum ini. Untuk masuk ke tempat ini, ngga dipungut biaya lho!
6. Silk Village. Vietnam terkenal dengan kerajinan suteranya. Di sana barang yang terbuat dari sutera sangat murah. Baju rata-rata 50rb rupiah, dasi 100% sutera bisa dibeli dengan harga 25rb rupiah! Tapi dari kota Hanoi ke Silk Village ini, dibutuhkan waktu kira-kira 1 jam sendiri J siapkan uang yang banyak untuk berbelanja di sini!
7. Bobby Chinn's Restaurant. The so called famous restaurant in Hanoi. And YES we went to have dinner on the last night there. YAY. Me and Patty said that it was a perfect closing dinner for us in Hanoi. YAY! Tempatnya sederhana dengan dekorasi merah menantang alias romantis. Lah, secara saya, Patty dan Hoa (teman Vietnam kami) bertiga, jadi ngga berasa suasana romantisnya. It was a great dining experience. Makanannya juga enak dan porsinya besar. So, it worth a visit!
Mata uang Vietnam adalan VND (Vietnam Dong). Dan taukah kalian? Kursnya adalah setengah kali rupiah. Jadi kalau harga sebuah barang di sana 10.000 VND, maka kurs rupiahnya adalah 5000 rupiah!
Banyak orang bilang, Hanoi itu masih lebih desa dibandingkan Ho Chi Minh. Tapi anehnya, barang-barang di Ho Chi Minh harganya lebih murah dibandingkan dengan Hanoi. Nah! Kalau teman-teman berniat melakukan liburan, Ho Chi Minh bisa dipertimbangkan untuk dimasukan ke dalam list liburan kamu!
Dan ingatkan bahwa saya masih punya hutang foto reportase selama di Hanoi!
Mengenang masa itu,
coffee.stains